Skip to main content

Kampung Solor, Surga Kuliner Seafood di Kupang

Para penggemar makanan laut, mari merapat..

Kalau kalian penggemar seafood dan berencana ke kota Kupang (setelah pandemi Covid-19), saya punya rekomendasi tempat makan seafood yang enak dan murah meriah. Kampung Solor, namanya.

Kampung Solor ini terletak di Kota Kupang lama, sekitar 10-15 menit dari Hotel Sotis Kupang. Lokasinya dekat dengan pantai Kupang, jadi nggak heran kalau ikan yang dijual di sini sangat beragam dan terasa sangat fresh. 

Untuk menikmati kuliner di Kampung Solor ini, sebaiknya datang di sore menjelang malam hari karena tempat ini baru buka di waktu itu. Begitu memasuki area Kampung Solor, kita akan dihadang oleh puluhan warung makan yang berjejer, siap memanjakan mata dan lidah kita. 

Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Yuk, kita pilih ikannya!

Ikan baronang? Ada..

Ikan kakap merah?

Ikan kakatua? Ada..

Ikan kue? Ada..

Ikan kerapu? Ada..

Udang? Ada..

Cumi? Ada..

Kepiting? Ada..

Next, jenis masakannya, mau..

Dibakar? Bisa..

Digoreng? Bisa..

Dikukus? Hmm, yang ini sepertinya belum bisa.

Kita lanjut, ya. Sekarang pilih sausnya..

Saus asam manis? Bisa..

Saus padang? Bisa..

Kuah asam? Bisa..

Biar seimbang, kita pilih sayur juga, ya..

Tumis kangkung? Ada..

Tumis taoge? Adaa..

Tumis daun pepaya? Ada..

Capjay? Ada dong!

Dan.. voila. 

 
 Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Ikan bakar kecap dengan sambal tomat, udang saos padang, cumi asam manis pluus nasi hangat siap disantap. Rasanya beneran enak, deh. Kuahnya berasa dan bumbunya meresap ke setiap bagian ikan.

Biar makin seger, kita beli minum juga, ya. Minuman di sini beragam, mulai dari teh, jeruk, sampai jus buah. Pokoknya, puas.

Nah, hebatnya lagi, harga makanan dan minuman di Kampung Solor ini sangat terjangkau (dibandingkan harga di Jakarta atau daerah Sumatera, ya).

Sebagai gambaran, untuk menu 3 ikan bakar, cumi asam manis, sayuran, dan 5 nasi putih seperti gambar di atas, di tahun 2019, harganya kurang dari Rp300.000,00.

Mo nangis, nggak sih.

Asli, Kampung Solor ini emang beneran surga kuliner seafood di Kupang.

 

#DukungPariwisataIndonesia

#VisitIndonesia

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Pernikahan: Pengalaman KPP Online

Ada yang sedang menyiapkan pernikahan Katolik? Gimana? Susah nggak? Atau justru masih butuh referensi?Kali ini saya mau share pengalaman persiapan pernikahan secara Katolik yang kami lewati selama setahun ini. Kalau kalian dan pasangan sama-sama Katolik, tinggal di kota yang berbeda dengan paroki asal atau alamat KTP, dan mau melangsungkan pernikahan, semoga cerita ini dapat membantu, ya. Salah satu tahap yang harus dilewati untuk pelaksanaan pernikahan Katolik adalah Kursus Persiapan Pernikahan (KPP). KPP ini perlu diikuti oleh kalian dan pasangan, maksimal 6 bulan sebelum pernikahan dan minimal 2 bulan sebelum tanggal penerimaan sakramen pernikahan.  Sebagai informasi, saya dan pasangan berencana menikah pada tanggal 24 Juli 2021 dan kami mengikuti KPP pada tanggal 13-14 Februari 2021. Saat itu, ada 2 alternatif tempat pelaksanaan KPP, yaitu di Gereja St Perawan Maria Katedral Jakarta dan Gereja St. Perawan Maria Katedral Bogor. Mempertimbangkan kemudahan akses dan persyaratan,

Halo!

Hi. I’m Riska, Indonesian. I grew up in Magelang before moving north to Semarang, the capital city of Central Java. Then I moved to Jakarta, the capital city (again) of Indonesia, for my career life.. Welcome to my blog..

Romeo India Sierra Kilo Alpha

Belum paham apa maksud judulnya? Baiklah, saatnya story time.. Di awal tahun 2018, ada acara yang cukup besar di kantor dan melibatkan banyak pihak eksternal, mulai dari Kementerian, BUMN, Perbankan, Perusahan Swasta, dan lain sebagainya. Saya pun diberi tugas untuk mengirimkan undangan dan melakukan konfirmasi kehadiran tamu. Biar cepet, konfirmasinya pakai telepon, tuh. Singkat cerita, salah satu perusahaan meminta saya bertukar alamat email untuk korespondensi acara. Berhubung alamat emailnya susah, saya minta Person In Charge (PIC)nya untuk mengeja alamat email dan ia pun mengeja huruf per huruf dengan kata-kata. Saya yang terbiasa mengeja huruf dengan A Be Ce De bingung dong. Saya pun minta PICnya untuk mengulang ejaannya berkali-kali. Dengan amat sangat polos, saya menuliskan kata per kata yang ia sebutkan itu. Di situ barulah saya sadar kalau huruf depan dari kata yang diucapkan itu adalah huruf yang dimaksud/dieja. Nah, tibalah giliran saya untuk menyampaikan alamat email. Untu